Friday, October 17, 2008





At Most Fear

At Most Fear





Baru sekali ngerasain deg-degannya meluncur dari lantai 7 ke lantai 1. Tanggal 15 Oktober kemarin, aku baru aja nyobain 'permainan baru' yang ada di FX Senayan, yaitu At Most Fear. Permainannya sederhana banget, cukup meluncur dalam sebuah pipa yang udah dirancang sedemikian rupa, dari ketinggian lantai 7 sampai lantai 1. Kedengerannya sih sederhana banget, tapi kalau udah ngerasain adrenalin berpacu kencang, waktu 8-11 detik jadi kerasa lama.
Sebelum meluncur, Aku yang saat itu datang bersama Pacar dan teman kantorku diharuskan untuk mengenakan peralatan tempur. He..he..maksudnya peralatan keamanan seperti helm, jaket, sarung tangan dan penutup lutut. Setelah siap untuk meluncur, aku dikasih alas duduk seperti karung lengkap dengan tali pegangan yang harus aku pegang selama proses peluncuran. Kalau sudah siap, harus rileks (meskipun tetep deg-degan), dan petugasnya akan 'ngejorogin' alias ngedorong sampai terjatuh.
Kalau dilihat dari luar, pipanya keliatan menarik banget, transparant dan dihiasi lampu yang bisa berganti warna berkali-kali. Bayangannya, saat meluncur nanti bisa sekalian ngeliat-liat keadaan sekeliling, karena pipanya itu ngelewatin (nembus) tempat-tempat yang okay dan dibikin melingkar alias berkelok-kelok. Tapi kenyataannya sih boro-boro, pas meluncur nih, udah deg-degan duluan yang ada cuma berdoa supaya cepet sampe di tempat peluncuran.
Setelah keluar dari pipa, rasanya tuh kya dilepehin sama naga. Puihhh.....plung...keluar deh. Tapi tenang, pendaratan nggak bakal kerasa sakit karena udah disiapin kasur busa yang empuk, yah...paling pusing doang.
Untuk bisa ngerasain At Most Fear ini, kamu harus merogoh kocek Rp. 75.000 - Rp. 100.000. Rada mahal sih, tapi kalau kamu punya uang lebih sih boleh juga.
Kalau kamu berani, coba aja....

Wednesday, October 15, 2008

Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual sangat akrab dengan kehidupan manusia. Desain komunikasi visual merupakan representasi sosial budaya masyarakat dan salah satu manifestasi kebudayaan yang berwujud produk dan nilai-nilai yang berlaku pada waktu tertentu.

Menurut Widagdo, desain komunikasi visual dalam pengertian modern adalah desain yang dihasilkan dari rasionalitas. Dilandasi pengetahuan, bersifat rasional, dan pragmatis.

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen disain grafis terdiri dari gambar (ilustrasi), huruf dan tipografi, warna, komposisi dan layout. Semuanya itu dilakukan guna menyampaikan pesan secara visual, audio dan audio visual kepada target sasaran yang dituju.

Sedangkan definisi desain komunikasi visual menurut Adi Kusrianto adalah sebagai berikut:

Desain komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan).

Dalam Pembuatan sebuah desain kita perlu memperhatikan bentuk desain yang diinginkan. Tentunya supaya desain dapat dilihat bagus (sesuai maksud dan tujuan membuatnya), maka unsur-unsur pembuatan desain yang perlu diperhatikan adalah :

a. Garis (Line)

Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi desain.

b. Bentuk (Shape)

Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga (triangle). Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

1) Huruf (Character) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal dengan bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.

2) Simbol (Symbol) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum sebagai simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu bentuk benda nyata, misalnya gambar orang, bintang, matahari dalam bentuk sederhana (simbol), bukan dalam bentuk nyata (dengan detail).

3) Bentuk Nyata (Form) : bentuk ini betul-betul mencerminkan kondisi fisik dari suatu obyek. Seperti gambar manusia secara detil, hewan atau benda lainnya.

c. Tekstur (Texture)

Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Yang pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, misalnya permukaan karpet, baju, kulit kayu, dan lain sebagainya.

d. Ruang (Space)

Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya yang pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika desain. Dalam bentuk fisiknya pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latar belakang (background).

e. Ukuran (Size)

Ukuran adalah unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar kecilnya suatu obyek. Dengan menggunakan unsur ini dapat menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada obyek desain sehingga orang akan tahu mana yang akan dilihat atau dibaca terlebih dahulu.

f. Warna (Color)

Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Karena dengan warna orang bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual secara jelas.